Tugas 3 RK D



Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) adalah sistem otomatis yang diproduksi oleh Boeing untuk menstabilkan pesawat. Sistem ini akan mencoba untuk mencounter pergerakan hidung pesawat yang cenderung keatas ketika beberapa manuver yang diakibatkan oleh besarnya ukuran mesin pesawat. Pergerakan ini dapat membahaakan pesawat karena berisiko membuat pesawat kehilangan daya angkat



Cara Kerja

Sistem MCAS akan menurunkan hidung pesawat dengan cara mengatur roda penyesuaian (trim) agar horizontal stabilizer (sayap kecil di ekor pesawat) berputar, membuat hidung pesawat turun.

Sistem ini akan aktif saat:
  • Angle of attack besar
  • Autopilot off
  • Flap (sirip tambahan di sayap) tidak menjulur keluar
  • Berbelok terlalu tajam (miring).
    MCAS akan menggerakkan horizontal stabilizer ke atas sebesar 0,27 derajat oer detik. Sudut terbesar yang bisa dibuat adalah 2,5 derajat yang membutuhkan waktu 9,26 detik. Sistem ini baru akan non-aktif saat angle of attack mengecil, atau pilot meng-override (mengambil alih kendali) dengan cara manual trim.

Kelemahan Sistem MCAS

Permasalahan sistem ini dapat ditarik sampai ke produksi Boeing. Dimana banyak kelemahan sistem, keamanan, dan ketidaksiapan desain yang disembunyikan kepada federasi FAA dalam hasil temuan penyelidikan kedua kecelakaan ini. Pada suatu perhitungan apabila sistem MCAS ini mengalami kendala maka pilot hanya diberikan waktu 10 detik untuk memulihkan atau mematikan sistem demi menyelamatkan pesawat, apabila lebih dari itu maka pesawat dipastikan akan kecelakaan. Klaim Boeing atas tidak perlunya pelatihan pilot dalam mengikuti pelatihan memperparah keadaan. Bahkan pilotpun tidak mengetahui teknologi MCAS tadi ada di pesawatnya apalagi cara memperbaiki jika terdapat error pada teknologi MCAS ini.


Analisis Problem Kegagalan Sistem MCAS pada Boeing ET 302 dan JT 610

1. Kurangnya Training dan Documentation

Permasalahan ini terjadi karena pihak Boeing merahasiakan fitur MCAS sendiri dan mempublikasikan pesawat baru Boeing ini memiliki fitur yang tidak jauh berbeda dengan pesawat yang sudah diproduksi sebelumnya sehingga tidak adanya proses training terlebih dahulu untuk menghemat biaya produksi dan training dan pesawat dapat segera dipasarkan.


2. Proses pengujian yang kurang baik


Testing yang dilakukan pada pesawat cenderung tergesa gesa dikarenakan dorongan dari pihak manager Boeing untuk mempercepat proses pembuatan pesawat sehingga mengorbankan ketelitian dan keamanan. Selain itu, Boeing tidak mencantumkan kekurangan dari sistem yang sebenarnya sudah diidentifikasi oleh engineer di dalam laporan yang diberikan pada FAA. Beberapa error yang dilaporkan oleh engineer tersebut juga terkadang diabaikan oleh atasan mereka demi meminimalisir perubahan dan mengurangi harga produksi

3. Desain MCAS yang masih belum siap

Sistem MCAS masih dinilai belum siap dikarenakan masih adanya fitur yang belum usable seperti fitur override oleh pilot yang masih sulit dilakukan dikarenakan proses aktivasi otomatis yang dilakukan berkali kali. Kuranganya kesiapan ini diperparah dengan pemangkasan jumlah sensor Angle of Attack (AoA) yang seharusnya berjumlah dua, namun pesawat hanya dilengkapi dengan satu sensor AoA. Hal ini menyebabkan MCAS harus bekerja dengan sensor data yang salah apabila terjadi malfungsi karena tidak ada switch otomatis ke sensor lainnya

Comments

Popular posts from this blog

Tugas 2 Rekayasa Kebutuhan

Tugas 7 RK D

Tugas 1 Rekaya Kebutuhan D